Belajar Nulis


Setelah sekian purnama tidak pernah membuka blog ini, bahkan nggak pernah ingat kalo punya blog. akhirnya sekian purnama aku mencoba membiasakan diri untuk menulis jurnal melalui blog ini.

Dulu, waktu pertama kali buat blog, memang cuman karena ada tugas aja, dan dapat nilai bagus, gara-gara ada orang baik yang mau editin blog aku jadi bagus tampilannya wkwk, meski imbalannya minta belikan pulsa ya. nah setelah bertahun-tahun berlalu, hari ini aku mencoba untuk mendedikasikan blog ini bukan untuk menggugurkan kewajiban. tapi untuk refleksi diri dan wadah belajar menulis.

Sebenarnya agak lucu sih, dulu blog ini lahir ketika aku jadi mahasiswa baru sarjana S1 dan ternyata sekarang aku lanjutin lagi blognya waktu aku sekarang jadi mahasiswa baru lagi di Jenjang magister S2. It's so amazing! aku harap awal yang sama ini, menambahkan semangat yang sama buat aku untuk menjalani perkuliahan beberapa tahun ke depan. 

Ohiya balik lagi ke tujuanku kembali menulis di blog ini. pertama untuk refleksi diri ya. jadi sejak SMA sebenernya aku suka nulis diary soal hal-hal yang aku pikirkan. kemudian tulisan itu aku kadang refleksikan dan akhirnya nemuin fakta-fakta lucu, oh ternyata aku orangnya begini. aku punya pandangan yang seperti ini. jadi aku seakan jadi orang kedua yang objektif memandang diriku setiap kali membaca tulisan yang aku buat. makanya aku sebutnya tulisan ini sebagai tempat aku merefleksikan diri dan mengenal diriku lebih jauh.

Refleksi diri ini juga membuat aku menjadi lebih menerima diriku sendiri. karena memang aku dalam usaha bagaimana menyayangi dan mencintai diriku ya. aku tuh orangnya suka uderestimate terhadap kemampuan diri, dan sukaa banget bandingin diri dengan orang lain. nah kalo aku punya tulisan yang bisa menggambarkan perkembangan diriku hari kehari, aku cukup membandingkannya aku hari ini dengan aku yang dulu aja. bersyukur dengan apapun yang aku miliki dan lain sebagainya.

Aku juga nulisnya ini mengalir apapun yang aku pengen aku tulis, ya aku tulis. jadi mohon maaf ya teman-teman yang kalo kebetulan membaca tulisan nggak jelas ini merasa terganggu dengan eyd, huruf kapital, typo dan sebagainya yang mengganggu. karena memang aku tulis banyak-bannyak aja dulu. trus kalo rajin nanti setelah nulis aku coba rapikan lagi hehe

Karena memang blog ini aku pengen jadikan tempat belajar nulis ya. dan ada beberapa mentor yang mengajari aku kalo nulis, nggak papa mengalir aja dulu sesuai dengan apa yang pengen kamu tulis. nggak perlu mikir banyak-banyak dulu. loh kok ini salah tanda bacanya. lah nanti keburu ilang mood dan ide menulisnya dan malah nggak jadi nulis. jadi tulis aja dulu semau aku, trus kemudian baca lagi dan edit apa yang perlu di edit.

Terus kenapa aku pengen belajar nulis? jujur ya, aku tuh sebenernya menulis bukan hal baru, tapi smpe sekarang masih merasa belum oke untuk menulis, aku waktu SMA pernah buat cerpen yang nggak menang. padahal waktu itu aku merasa cerpenku bagus lohh, hehe, dan memang agak mendayu-dayu ya, gara-gara kebanyakan baca novel tere liye. aku juga ikut ekskul jurnalistik, jadi sering dapat pelatihan menulis berita. tapi emang dasarnya aku jadi nggak expert ya disitu, karena selain ikut ekskul jurnalistik aku ikut buanyakkk ekskul lain, kayak pramuka, trus jadi pengurus osis, ikut tataboga yang aku ga pinter masak, ikut paduan suara yang aku nggak pinter nyanyi, pengurus di organisasi asrama perempuan juga. jadi sibuk lah hehe. jadi emang dasarnya suka berorganisasi dan berkomunitas jadinya ikut semua dan akhirnya nggak terlalu expert di beberapa kegiatan itu.

Waktu kuliah juga gitu, aku ikut lembaga pers mahasiswa di fakultas sampai jabatan sebagai pemimpin redaksi loh gaes, nggak main-main ini hehe, tapi memang lebih banyak aku arahnya itu ke proses-proses kreatif programnya. seperti bikin majalah, buletin, liputan tapi ya apa adanya. yaa begitu-begitu ya. aku juga sempat mempresentasikan sebagai announcer berita ya, padahal aslinya di LPM belum pernah ngelakuin itu juga hehe. jadi aku emang lebih banyak belajar ngomong dan proses-proses kreatif tadi. paling bikin tulisan berita aja. sedangkan kalo nulis opini dan sebagainya. aku minta tulisan dari banyak orang.

Dan ceritanya juga sama dengan yang dulu. selain di pers itu, wlwpun udah dapat posisi ya, aku tetap aja rangkap kemana-mana aktivitasnya. aku jadi senat mahasiswa, jadi aktivis di IMM, ikut organisasi kerohanian, daftar jadi instruktur P2KK dan banyak hal aku lakuin, jadi kurang fokus untuk pengembangan skil spesifik. jadi kadang aku suka bingung terkait kelebihan diri, skkil apa yang dipunya, atau punya prestasi apa. karena aku menghabiskan banyak wkatu baik saat sekolah ataupun kuliah dengan kegiatan organisasi dan komunitas. 

Nah sekarang, aku pengen belajar buat mengembangan satu skil yang aku kira akan sangat menunjang hidupku selanjutnya, yakni menulis. Dengan menulis aku bisa mengekspresikan gagasan yang aku punya dengan bahasa yang mudah dimengerti orang lain, dengan menulis aku juga bisa lebih mudah waktu ngerjain laporan dan tugas-tugas kuliah nantinya. dan menulis juga buat aku menjadi lebih terstruktur dalam mengemukakan pendapat dan ide. karenaemengalir-ngalirnya menulis, pasti kalo ada yang kurang sesuai akan kerasa. jadi aku berusaha untuk bisa menulis dengan baik melalui blog ini.

semoga bisa tercapai ya. selamat datang di blog-mu kembali wil. selamat belajar kembali ☺

How to decrease public speaking anxiety




Wanita Kuat Akal




Katanya, antara wanita dan pria sama-sama berhak dan berkewajiban  dalam menuntut ilmu meski itu jauh hingga ke negeri cina, mereka juga memiliki kesamaan martabat yang tidak dapat hilang dihadapan Allah SWT. Namun demikian, mengapa hingga era globalisasi ini wanita ,asing dipandang kurang dibanding lawan jenisnya?

    Dalam diskusi-diskusi seru di warung kopi jarang sekali ditemui wanita-wanita aktif dalam berbantah-bantah argumen apalagi bercakap soal filsafat, terkadang mereka memilih diam, sekedar bertanya seadanya, dan mengangguk tersenyum mengiyakan. Namun jika beralih ke forum “bergosip ria” waah, lancar sekali argumennya, penuh semangat dan meyakinkan. Kemudian banyak wanita yang memilih untuk menghabiskan waktunya mengikuti kursus memasak, menjahit dan sejenisnya dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat menunjang cita-citanya sebagai ibu rumah tangga yang baik kelak, memang hal tersebut tidak salah sepenuhnya, namun bukankah itu yang semakin membuat wanita menjadi dipandang sebelah mata saja, dianggap wanita hanya untuk membersihkan rumah, menjahit pakaian, memasak dan menghambat peran serta prestasi mereka secara lebih luas lagi

“Lemah akal” itulah hal yang dirasakan oleh penulis yang kebetulan adalah seorang wanita, meskipun memang banyak wanita yang luar biasa diluar sana, namun saya rasa itu belum cukup banyak jumlahnya untuk bisa dikatakan bahwa wanita sudah mencapai masa keemasan dalam realitanya. Para wanita, khusunya yang ada dikampus tercinta ini, masih dirasa sangat perlu menghabiskan waktu dengan membaca buku-buku pengetahuan, diskusi-diskusi, seminar keilmuan dan sebagainya sehingga akal mereka tidak hanya dihabiskan untuk sesuatu yang merugikan waktu namun juga bisa berperan aktif dalam kemajuan bangsa dengan akal kuat yang mereka miliki. “Bukankan dibalik pria hebat terdapat wanita yang kuat?”

Oleh karenanya, hai para wanita generasi penerus masa depan! Letakkan sejenak smartphone kalian, tinggalkan sejenak aktivitas mengobrol dan bergosip, mari kita membaca buku, manambah wawasan, perbanyak diskusi dan seminar bermanfaat, agar kita tidak kalah cerdas dalam berkata dan menjadi wanita kuat akal :).

Remaja Karang Taruna

Indonesia butuh kalian: Pemuda Aktif, Cerdas Kompeten dan memiliki Passion terhadap Negara
          Desa yang kuat itu jika remaja-remaja, pemuda-pemudi yang ada didalamnya aktif dan cerdas-cerdas. Aktif dalam hal membangun desa, berkontribusi penuh membuat program-program. Cerdas dalam hal berkreasi yang inovatif, tidak berpangku tangan, serta memiliki passion yang tinggi terhadap desa. Banyak sekali contoh remaja2 karang taruna yang berhasil membangun desanya. mereka membuka peluang usaha bagi masyarakat desa sendiri, membuat jadwal rutin gotong royong membersihkan lingkungan, dan semua kegiatan bermanfaat lain yang sungguh akan luar biasa jika seandainya seluruh desa di Indonesia memiliki remaja karang taruna seperti mereka.
 Menurut wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Karang_Taruna) Karang Taruna merupakan organisasi kepemudaan di Indonesia dan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian. melihat betapa luarbiasanya tujuan dari didirikannya Karang taruna ini tinggal bagaimana isi dari Karang Taruna ini apakah memang berisi pemuda-pemuda tangguh, nan cerdas atau sebaliknya??
     Kata-kata Bung Karno "Beri aku 10 orang pemuda maka akan aku goncangkan dunia" bukan hanya sekedar kata-kata mustahil saya kira, bila kita remaja2, pemuda/i, mulai bisa aktif di organisasi-organisasi sosial, seperti karang taruna ini. atau bagi mahasiswa/i rantau, organisasi-organisasi kampus sudah cukup mampu menjadi ajang mahasiswa dalam menjalankan perannya mengabdi di masayarakat. Tentu saja aktif dengan hanya datang datang dan menjadi followers namun berperan dan berontribusi penuh menyumbang ide, tenaga, dan waktu. pun juga bukan untuk aktualisasi diri sendiri saja namun juga apa yang kita lakukan bisa bermanfaat nantinya bagi bangsa dan negara tercintah^ 

Nasehat Bijak Sang Ayah --cerpen


“Anakku, kau sekarang telah beranjak dewasa. Kau sekarang sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk bagimu. Tapi kewajibanku tetap memberikan pendidikan yang baik padamu. Tidak hanya dengan menyekolahkanmu di perguruan terbaik negeri ini, tapi juga dengan memberikanmu bekal berisi nilai-nilai moral dan akhlak mulia. Engkau adalah harapan kami nak, bukan hanya harapan bagi keluarga namun juga harapan sebagai generasi pengubah dan pengontrol bangsa dimasa depan. Agent of change and agent of control. Kau akan menjadi salah satu dari kaum intelektual yang dibutuhkan namun ayah tidak hanya menilai dari tingkat kecerdasanmu nak, tapi juga amalan dari nasehat-nasehat moral ini. Ayah kira kau akan sangat membutuhkan pelajaran ini. Pelajaran moral dari 3 kisah familiar yang akan sering kau temui ditempat belajarmu nanti.”
***
Dicerita pertama, disuatu tempat berkumpul para mahasiswa, yang kelak kau akan menjadi bagian mereka. Wajah mereka penuh antusias mendengarkan sang orator pemimpin mereka. Membawa spanduk, baliho dan sebagainya.
“Kita harus bisa mendengar suara-suara rakyat yang menjerit, kita harus memperjuangkan hak-hak mereka, menentang kebijakan-kebijakan yang tidak adil dan berani mengubah!!!!”
“setuju!! Sebagai mahasiswa ayo kita berjuang! Mari kita demo ke pusat kota. Berbicara lantang mengenai hak-hak kita yang tertindas dan memperjuangkannya”
“Ayo!! Ayo!!” dengan berbekal poster besar mereka berbondong-bondong pergi ke pusat kota. Membuat macet suasana siang terik jalan raya.
Inilah salah satu jenis mahasiswa yang senantiasa menyuarakan hak-hak mereka. Menghabiskan tenaga dan waktu untuk berjuang dan menentang segala kebijakan yang menurut mereka menindas hak-hak mereka. Namun pertanyaannya, apakah mereka sudah melaksanakan kewajiban mereka sebagai mahasiswa dengan baik? Apa mereka sudah punya prestasi dan intelektual yang cerdas dan gemilang? Belum tentu nak, karena bisa jadi perilaku kritis mereka berjuang demi kebenaran dan keadilan tidak berjalan lurus dengan kebiasaan mereka yang senantiasa bermalas-malasan untuk pergi kuliah, sering mengcopy-paste pekerjaan atau tugas temannya dan lebih memilih untuk nongkrong diwarung kopi membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting daripada mencerdaskan intelektual mereka dengan membaca diperpustakaan. Apa ini yang disebut dengan generasi muda yang baik dan cerdas? Senantiasa berjuang tapi tidak mengerti apa-apa. Berani mengubah tapi tidak punya amunisi kecerdasan yang dibutuhkan untuk merubah itu. Miris sekali bukan? Ayah harap kau tidak masuk golongan ini nak. Cerdas sekali dalam urusan kritik yang berkaitan dengan lisan namun KO jika berkaitan dengan ilmu, tulis menulis, baca membaca untuk meningkatkan kecerdasan mereka.
***
Kita beralih ketempat lain, segerombolan mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk belajar.belajar dan belajar. Punya cita-cita tinggi dengan lulus cepat 3,5 tahun. Tidak mau menghabiskan waktu yang berguna dengan hal-hal yang berbau organisasi apalagi menjadi aktivis. Itu hal yang jauuh sekali dalam pemikiran mereka. Namun yang yang harus kau perhatikan nak, mereka memang senantiasa mengerjakan kewajiban sebagai mahasiswa yang baik bahkan bisa dikategorikan sebagai mahasiswa teladan, tapi mereka tumbuh menjadi generasi yang sama sekali tidak peka terhadap lingkungannya. Senantiasa bersikap oportunis, memikirkan keuntungan pribadi mereka. Ikut dalam kegiatan yang bersifat kehebatan diri sendiri. Tidak mau menghabiskan waktu percuma untuk sekedar memikirkan dampak bbm bagi masyarakat miskin yang banyak sekali diperjuangkan oleh rekan-rekan mereka yang aktivis. Mereka hanya memikirkan diri sendiri. Nilai-nilai terbaik harus dikejar. Dialah yang harus jadi yang terbaik. Dan pertanyaannya nak, bagaimana nasib bangsa kita bila diisi dengan orang-orang yang hanya memikirkan diri sendiri ini? Sibuk memperkaya diri, mencerdaskan diri atau keluarganya saja tanpa peduli dengan nasib orang lain.
 “siapa suruh diwaktu muda malas, tidak mau belajar, menghabiskan waktu dengan percuma dsb” itu pemikiran mereka jika melihat orang-orang miskin dipinggir jalan.tak tahukah mereka jika boleh jadi ada suatu sistem yang membuat mereka, orang-orang miskin itu selama 7 turunan akan tetap miskin walaupun setiap hari selalu bekerja keras pergi saat matahari belum muncul dan pulang saat matahari telah terbenam, mereka tetap saja miskin apa itu salah mereka? Itulah yang terjadi dinegeri kita nak. Dipenuhi dengan orang-orang yang egois, pragmatis, individualis, apatis dan tis.tis lainnya. Hanya sibuk memikirkan keuntungan pribadi dan golongan. Kau tahu nak, Negara kita tidak butuh generasi-generasi seperti ini, mereka hanya akan merubah Negara kita menjadi semakin buruk. Negara kita membutuhkan generasi-generasi cerdas yang juga peka terhadap orang lain, yang mau memikirkan orang lain. Yang mau jadi “babu” demi kesejahteraan bangsanya. Yang mau mengamalkan ilmu yang ia peroleh untuk mengubah bangsanya—bukan untuk mencari keuntungan pribadi atau kekuasaan.
***
Dan yang terakhir nak, jenis mahasiswa yang serba biasa, tidak menjadi aktivis seperti saudara kita dicerita pertama, juga tidak menjadi teladan dicerita kita yang kedua. Mereka menganggap kehidupan mereka seimbang, tidak terlalu penuh sensasi. Kegiatan mereka diisi dengan segala hal yang memang mereka sukai. Pulang kuliah-nongkrong. Pulang kuliah-jalan. Pulang kuliah-tidur. Itu-itu saja kegiatan mereka. Sama sekali tidak berniat melakukan hal yang berguna untuk bangsanya. Jenis mahasiswa inilah yang paling berbahaya nak. Yang benar-benar menghabiskan waktu dengan percuma. Negara kita akan segera terjajah oleh Negara lain bila generasi mudanya dipenuhi oleh orang-orang yang seperti ini. Tidak peduli dengan dirinya apalagi dengan orang lain. Tidak punya cita-cita. “Hidup saya mengalir saja. Mengikuti arus dan takdir yang membawa saya” inilah filosofi mereka. Bagaimana generasi seperti ini bisa menjadi harapan bangsa, jika mengubah diri mereka sendiri tidak bisa. Penuh kemalasan. Tugas tinggal copy paste. Suka mengejek teman aktivis yang dinilai suka mencari sensasi. Sama sekali tidak sadar bagaimana masa depan mereka jika hanya menunggu takdir yang katanya akan terus mengalir seperti air. Jika di semester ini mendapat nilai C berdoa semoga bisa naik menjadi C+ atau B tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri, toh nanti tetap lulus juga kok, saya yakin. Begitulah pemikiran mereka.
***
“Lantas aku harus menjadi mahasiswa yang seperti apa ayah, agar bisa jadi generasi yang berguna bagi bangsa dan negara serta menjadi harapan ayah?” Tanya Sari penuh perhatian
Dengan tersenyum bijak sang ayah pun melanjutkan nasehatnya,
“bukankah lebih baik jika sekarang para mahasiswa senantiasa memperbaiki diri sendiri dengan mencerdaskan intelektual mereka dan menghindar dari perilaku oportunis, tidak hanya sibuk memintarkan diri sendiri.Dengan mengerjakan kewajiban mereka dengan baik, tugas-tugas dikerjakan semaksimal mungkin dan memperoleh nilai terbaik. Juga dengan menjadi aktivis yang bermanfaat bagi orang lain, membentuk organisasi atau lembaga yang menjadi penyedia makanan dan pendidikan bagi masyarakat tidak mampu didaerahnya. Karena jelas segala kebijakan pemerintah apapun itu akan berdampak sekali terhadap mereka para rakyat miskin. Dan sebagai kaum intelektual kau bisa membantu mencerdaskan pikiran mereka nak, mengajak mereka untuk bisa memperjuangkan hak-hak mereka yang tertindas dan juga menyiapkan amunisi perjuangan mereka”
“dan bukankah akan lebih bijak jika kau hendaknya merubah diri sendiri dulu baru mengubah negaramu daripada berusaha mengubah Negara tapi tidak mau mengubah diri sendiri.

Pikirkanlah baik-baik nak, segala aktivitas yang akan kau lakukan, jangan sampai hal itu merugikanmu dan merugikan orang lain. Karena apa yang kau lakukan saat ini adalah penentu dari apa yang akan engkau dapat dimasa depan. Bukankah kau sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk bagimu?” –the end

Love on AUGUST --cerpen


Terkadang aku bingung. Saat orang-orang mengatakan bahwa cinta itu buta. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah rasa suka itu tumbuh pertama kali saat kita melihat orang yang kita kagumi. Entah itu karena fisiknya, perilakunya, everything. Dan bukannya melihat itu dengan mata. Mata yang jelas-jelas bisa menilai dan memahami. Dari mata kemudian turun kehati. Begitu menurutku.
Aku juga bingung mengapa seseorang bisa sedemikian tertariknya dengan orang lain. Bahkan terobsesi. Bukankah itu berlebihan sekali. Menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan seseorang. Menganggap bahwa segala hal yang terkait dengan dirinya itu penting dan hal hal aneh lainnya. Tapi saat ini, aku sadar kebingunganku itu berubah menjadi apa adanya aku sekarang. Aku berubah menjadi sosok yang membingungkan, sangat aneh dan serba tidak jelas. Hal ini bermula saat aku bertemu dengannya. Secara kebetulan tentu saja. Sesuatu itu yang dari mata kemudian turun ke hati merubah segalanya.

01 agustus 2011
 Jantungku berdetak keras membuat telapak tanganku seketika itu basah jika secara kebetulan bertemu dengannya. Aku juga akan berusaha untuk merapikan rambutku yang awut-awutan, mencoba tampil semanis mungkin jika berpapasan dengannya. Tapi apa daya. Sebelum momen itu terjadi, aku kabur, berlari kekamar mandi. Menenangkan hatiku. Memaki-maki keberanianku. terus menyalahkan. Rasa sesal pun muncul. Apa yang sudah terjadi padaku. Diujung jalan tadi, sebelum aku tanpa sadar berlari kekamar mandi. Mataku sempat menangkap sosoknya dari kejauhan. Rambutnya yang terhembus angin segar. Penuh semangat. Membuat semakin cerah wajah yang memiliki senyum terbaik itu. Tubuhnya yang tinggi seakan menegaskan pancaran wibawa yang ia punya Oh tuhan apa arti dari perasaanku sekarang ini. Apa ini  hanyalah rasa kagum  yang akan hilang karena terbiasa atau semacam virus merah jambu yang  banyak orang perbincangkan. Yang tanpa sebab merasuk kedalam jiwa seseorang dan merubah segalanya.

07 agustus 2011
Sumpah. aku mengakui bahwa aku menyukainya. Menyukai cara ia berdiri, duduk, berjalan, berbicara. Semuanya. Aku menyukainya tanpa tahu apa penyebab rasa itu muncul tiba-tiba. Tanpa menyadari kapan perasaan itu tepatnya ada dan akhirnya muncul kepermukaan. Tanpa bisa kucegah perasaan itu terus memaksaku untuk selalu memperhatikannya. Bertanya-tanya tentang dirinya. Semuanya.

10 agustus 2011
Semakin hari, semakin lama, perasaanku bagaikan bertunas, tumbuh dimana-mana, menyebar disekelilingku. Tulisan di diaryku penuh dengan namanya, curhat dengan sahabatku selalu berkaitan dengannya bahkan saat kuliah coretanku penuh dengan guratan wajahnya. “Tuhan apa memang aku sudah sesuka ini”. Perasaanku semakin tak karuan. Aku sering berharap bisa berpapasan dengannya, memberikan senyum terbaik dan semangat. Tapi kekecewaan selalu datang, saat momen indah tersebut tak kunjung datang. Atau karena keberanianku yang tidak ada, selalu menghindar jika kebetulan bertemu. Grogi, salah tingkah, takut, semua bercampur aduk. Mengapa bisa seperti ini tuhan?

14 agustus 2011
“Untuk hari ini aku harus berani bertemu dengannya,tidak akan ada lagi momen kabur kekamar mandi dan sebagainya” tekadku. Aku berusaha menyesuaikan jadwal kuliahku dengannya. Tentu saja aku sudah punya jadwal kuliahnya, bagaimanapun hari-hari ku sudah terobsesi segala hal tentangnya. Dan saat aku mencoba menarik nafas dalam-dalam, mengurangi rasa grogi yang sekarang muncul kepermukaan. Aku menemukannya. Tepat berdiri selang beberapa meter dariku. Jantungku serasa ingin meledak karena senang dan perasaan lain yang tak bisa kujelaskan. Dia berjalan santai kearahku dengan headset ditelinganya. Aku melihatnya seakan bisa mendengar lagu apa yang sedang didengarkannya. Lagu cinta tentu saja. Menggambarkan suasana hatiku yang entah bagaimana kacaunya. Aku segera berdiri tegak bersiap memasang senyum terbaik diwajah dan.. dia melewatiku begitu saja. Tanpa memperdulikan seorang wanita aneh berdiri memasang senyum konyol diwajahnya yang semrawut. Aku kecewa. Sedih. Bingung tapi apa yang harus kulakukan sekarang?. Apa aku harus berbalik mengejarnya. Meminta agar dia bisa memperhatikanku. Oh tuhan aku bisa gila.

17 agustus 2014
Okey. Mulai saat ini aku bertekad untuk melupakannya. Untuk apa aku terus-terusan menghabiskan waktuku dengan percuma hanya untuk memikirkannya. Sia-sia saja. Dia saja belum tentu sibuk memikirkanku. Bagaimana ia bisa memikirkanku. Tahu tentang dirikupun tidak. Miris sekali. Aku tidak ingin hidupku terhambat karena perasaan yang tidak jelas ini. Aku juga harus mengejar cita-citaku setinggi mungkin. Belajar sungghu-sungguh. Bukannya hanya bermalas-malasan memikirkan sosoknya yang terasa jauh sekali. Aku akan melanjutkan hidupku. Melanjutkan dari aoa yang sempat terhenti karenanya. Mulai dari awal seakan aku tidak pernah mengenalnya sama sekali.
Hari ini  ada perayaan hari nasional. Semua sahabat-sahabatku bersemangat mengikuti lomba. Masa iya aku terus saja berdiam dir. Bengong tak karuan. Aku juga harus bersemangat hari ini. Melupakan perasaanku bahkan mematikannya. Meski hatiku seakan tidak mengijinkan aku melupakannya. Mengatakan bahwa aku telah melakukan hal yang salah. Tapi aku segera menepisnya. Membuang jauh-jauh pikiran itu dan menyibukkan diri.
“Tika ayok kamu bisa “ sahabatku menyeru bersemangat. Saat ini aku sedang mengikuti lomba puisi. “oke. Doakan aku ya” ucapku pelan. Aku menarik nafas pelan mencoba mengendalikan rasa gugup sebelum tampil dan saat itulah terjadi. Tanpa sengaja ekor mataku refleks menangkap sosoknya. Berdiri tegak. Tersenyum sekali.sekali berganti ekspresi. Berbicara entah dengan siapa. Berwibawa sekali dengan kemeja berdasi dan wajah bersih memandang berkeliling kearah peserta lomba. Oh tuhan bagaimana ini. Aku sudah bertekad unutk melupakannya. Seakan hatiku tertawa melihatku “kan aku sudah bilang. Kamu tidak akan pernah bisa melupakannya”. Aku menegaskan hatiku sekali lagi. Aku adalah komando atas diriku.” Jangan mau dikuasai perasaan Tika. Ayo semangat.” Uajrku berkali-kali. Setelah mencoba memberanikan diri selama beberapa detik. Tiba-tiba ia datang menghampiriku. Sambil tersenyum manis kearahku. “good luck” ucapnya pendek. Tuhan. Apa-apaan ini. Apa engkau ingin menguji perasaanku. Disaat aku sudah mulai melupakannya. Ia malah mencoba menjungkirbalikkan isi hatiku. Membuatnya semakin tak karuan. Tuhan apa ini memang benar terjadi atau apakah aku sedang bermimpi?

23 agustus 2011
Sempurna sudah. Kapal yang semula bertekad menemukan pulau baru yang lebih baik sekarang sempurna berbalik arah kepelabuhan yang lama. Aku kembalinmenjadi sosok  yang membingungkan, sangat aneh dan serba tidak jelas. Aku membutuhkan seseorang sekarang. Seseorang yang bisa membantuku mematikan perasaanku atau setidaknya menjelaskan kondisi hatiku. Aku pergi pada salah satu sahabatku yang paling bijak. Mencurahkan segala yang kupikirkan dan kurasakan. 1 jam 30 menit sempurna aku selesai bercerita padanya, dengan jeda beberapa kali tarikan nafas, sesaat untuk mendengar isi hati terdalamku. Selama itu ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum. Sama sekali tidak memotong kalimat-kalimatku. Setelah yakin bahwa ceritaku sudah benar-benar selesai ia menatapku dan tersenyum “semua yang kau alami itu hal yang wajar Tika, aku yakin bahwa hampir seluruh wanita didunia pernah mengalami apa yang kau rasakan sekarang. Namun ada satu hal yang salah. Kamu tidak akan pernah bisa mematikan perasaan yang pernah muncul dan mengendap dihatimu. Karena ketika kau mencoba membunuhnya satu persatu atau bahkan sekaligus semuanya. Ia akan tumbuh subur. Mati satu tumbuh seribu. Tidak terkendali. Perasaan itu sangat sensitif Tika, kamu harus bisa menaklukannya. Tidak hanya dengan menuruti semua keinginan tapi mengendalikan apa yang harus kamu rasakan dan perbuat. Pahamilah perasaanmu dan rengkuh ia. Dengan begitu jika kamu sudah berdamai dengan hatimu, semuanya akan baik-baik saja”

26 agustus 2011
Baik. aku tidak ingin terjebak terlalu lama. Membuat angan-angan cintaku semakin tingga hingga tanpa sadar angan-angan hampa itu membuatku sakit. Aku hanya bisa memandangnya dari jauh tanpa bisa mengungkapkan perasaanku yang terdalam.
Tapi aku tidak akan melupakannya, seperti nasihat sahabatku. Perasaan indah yang kurasakan. Sayang sekali untuk dilupakan. Bagaimanapun. Sekuat apapun aku mencoba menghindar, aku mengakui bahwa aku benar-benar telah menyukainya. Menyukai setiap desir jantung yang berdetak keras saat aku memikirkannya. Menyukai segala hal tentang dirinya.

30 agustus

Saat ini hubunganku dengannya berubah menjadi teman akrab. Tentu saja aku masih percaya pada magnet kehidupan kami yang tarik menarik. Meski ia tak pernah menyadari bagaimana perasaanku. Aku tetap bahagia. Bahagia karena aku sempat merasakan perasaan yang sangat luar biasa ini. Bahagia meski sampai saat ini aku hanya bisa menjadi secret admirernya. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik selalu untuknya. Bukannya hal ini seperti yang orang-orang katakan “karena mendoakan adalah cara mencintai yang paling rahasia” –The end

Keunggulan Jurusan Psikologi

Terdapat banyak kemungkinan yang dapat menjadi alasan mengapa seseorang memilih kuliah di jurusan Psikologi

Kemungkinan tersebut dapat karena alasan ikut ikutan teman, di arahkan orang tua, karena bingung/coba coba, karena suka membaca / belajar ilmu psikologi atau karena berfikir dengan belajar ilmu psikologi dapat membantu memecahkan masalah pribadi dsb.
Khusus untuk pilihan “belajar psikologi agar dapat membantu memecahkan masalah pribadi”, apakah setelah menekuninya, Anda justru merasa semakin sulit memahami diri Anda, sehingga harapan awal kuliah di Psikologi sebagai solusi masalah pribadi Anda, justru tidak tercapai ?
Jika jawabannya Ya, berarti Anda perlu merivisi ulang motif Anda ! Mengapa demikian ? Karena belajar psikologi sebagai sebuah ilmu dengan belajar psikologi untuk “menerapi diri Anda” adalah dua hal yang berbeda, dimana :
  • belajar psikologi sebagai sebuah ilmu bertitik tolak dari pemahaman bahwa ilmu psikologi adalah sebuah “alat” bukan “tujuan”
  • belajar psikologi sebagai sebuah ilmu menempatkan Anda dalam posisi pengamat, sementara memiliki masalah pribadi menempatkan Anda dalam posisi korban
  • belajar psikologi sebagai sebuah ilmu berarti merangsang Anda untuk mengolah kognitif, melakukan analisa ataupun memerlukan logika Anda, sedang ”menerapi diri Anda” berarti mengolah panca indra dan tabula rasa Anda.
Kiranya itu pula yang menjadi alasan mengapa membaca baca buku motivasi/training kepribadian bagi seseorang yang sedang memiliki masalah terkadang tidak banyak membantu.
Jadi jika yang menjadi tujuan Anda adalah ingin memecahkan masalah, Anda tidak perlu membuang buang waktu dengan kuliah di jurusan Psikologi, melainkan mintalah bantuan profesional, namun jika kuliah psikologi karena Anda menyukainya dan ingin menjadikan diri Anda berguna bagi orang lain, percayalah Anda kelak akan jadi psikolog terbaik.



Peluang Kerja Jurusan Psikologi

Seiring dengan perkembangan ekonomi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang begitu pesat, maka pertumbuhan kesempatan kerja di era globalisasi saat ini membutuhkan tenaga kerja yang memiliki tingkat keahlian yang tinggi. Permintaan pasar kerja yang semakin besar terhadap sumberdaya manusia yang berkualitas dan berkopetensi dengan tingkat keahlian yang tinggi merupakan suatu tantangan bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan sarjana profesional serta memiliki potensi dan kompetensi berkeahlian tinggi, agar mampu mengisi peluang kerja yang tersedia, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat terserap di pasaran kerja dan tidak menambah pengangguran. Dalam kaitan ini pembukaan Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dimaksudkan untuk menghasilkan ahli-ahli psikologi yang peka dan tanggap terhadap perubahan dan perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu mengisi peluang kerja baru yang tersedia di pasaran kerja.
Ahli psikologi diperlukan terutama dalam mengefisienkan dan mengefektifkan implementasi program-program pembangunan dan pemecahan-pemecahan praktis permasalahan di masyarakat secara luas.
Adapun mengenai berbagai pekerjaan dan jabatan yang dapat diisi oleh lulusan sarjana psikologi tertera pada tabel 3.

Tabel 3.
Prospek Pekerjaan Lulusan Sarjana Psikologi
No.
Macam Kompetensi
Kualifikasi Bidang Kerja
Instansi
1.
Kompetensi Utama
Sebagai Ahli psikologi
a.     Pemerintah (TNI, Polri, PEMDA), Rumah sakit (umum/jiwa).
b.     Perusahaan (swasta) dan  BUMN.
2.
Kompetensi Pendukung
Sebagai :
Trainer
Pengajar
Peneliti
Konselor
Konsultan
a.    Lembaga penelitian dan pelatihan. Lembaga pendidikan (PTN/PTS, sekolah),lembaga sosial dan lembaga terapi.
b.    Lembaga Konsultan psikologi, LSM.

3.
Kompetensi Lainnya
Politisi
a.    Pemerintah (Ekskutif dan legislatif).
b.    Swasta (Partai politik)
sumber klik disini