Love on AUGUST --cerpen


Terkadang aku bingung. Saat orang-orang mengatakan bahwa cinta itu buta. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah rasa suka itu tumbuh pertama kali saat kita melihat orang yang kita kagumi. Entah itu karena fisiknya, perilakunya, everything. Dan bukannya melihat itu dengan mata. Mata yang jelas-jelas bisa menilai dan memahami. Dari mata kemudian turun kehati. Begitu menurutku.
Aku juga bingung mengapa seseorang bisa sedemikian tertariknya dengan orang lain. Bahkan terobsesi. Bukankah itu berlebihan sekali. Menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan seseorang. Menganggap bahwa segala hal yang terkait dengan dirinya itu penting dan hal hal aneh lainnya. Tapi saat ini, aku sadar kebingunganku itu berubah menjadi apa adanya aku sekarang. Aku berubah menjadi sosok yang membingungkan, sangat aneh dan serba tidak jelas. Hal ini bermula saat aku bertemu dengannya. Secara kebetulan tentu saja. Sesuatu itu yang dari mata kemudian turun ke hati merubah segalanya.

01 agustus 2011
 Jantungku berdetak keras membuat telapak tanganku seketika itu basah jika secara kebetulan bertemu dengannya. Aku juga akan berusaha untuk merapikan rambutku yang awut-awutan, mencoba tampil semanis mungkin jika berpapasan dengannya. Tapi apa daya. Sebelum momen itu terjadi, aku kabur, berlari kekamar mandi. Menenangkan hatiku. Memaki-maki keberanianku. terus menyalahkan. Rasa sesal pun muncul. Apa yang sudah terjadi padaku. Diujung jalan tadi, sebelum aku tanpa sadar berlari kekamar mandi. Mataku sempat menangkap sosoknya dari kejauhan. Rambutnya yang terhembus angin segar. Penuh semangat. Membuat semakin cerah wajah yang memiliki senyum terbaik itu. Tubuhnya yang tinggi seakan menegaskan pancaran wibawa yang ia punya Oh tuhan apa arti dari perasaanku sekarang ini. Apa ini  hanyalah rasa kagum  yang akan hilang karena terbiasa atau semacam virus merah jambu yang  banyak orang perbincangkan. Yang tanpa sebab merasuk kedalam jiwa seseorang dan merubah segalanya.

07 agustus 2011
Sumpah. aku mengakui bahwa aku menyukainya. Menyukai cara ia berdiri, duduk, berjalan, berbicara. Semuanya. Aku menyukainya tanpa tahu apa penyebab rasa itu muncul tiba-tiba. Tanpa menyadari kapan perasaan itu tepatnya ada dan akhirnya muncul kepermukaan. Tanpa bisa kucegah perasaan itu terus memaksaku untuk selalu memperhatikannya. Bertanya-tanya tentang dirinya. Semuanya.

10 agustus 2011
Semakin hari, semakin lama, perasaanku bagaikan bertunas, tumbuh dimana-mana, menyebar disekelilingku. Tulisan di diaryku penuh dengan namanya, curhat dengan sahabatku selalu berkaitan dengannya bahkan saat kuliah coretanku penuh dengan guratan wajahnya. “Tuhan apa memang aku sudah sesuka ini”. Perasaanku semakin tak karuan. Aku sering berharap bisa berpapasan dengannya, memberikan senyum terbaik dan semangat. Tapi kekecewaan selalu datang, saat momen indah tersebut tak kunjung datang. Atau karena keberanianku yang tidak ada, selalu menghindar jika kebetulan bertemu. Grogi, salah tingkah, takut, semua bercampur aduk. Mengapa bisa seperti ini tuhan?

14 agustus 2011
“Untuk hari ini aku harus berani bertemu dengannya,tidak akan ada lagi momen kabur kekamar mandi dan sebagainya” tekadku. Aku berusaha menyesuaikan jadwal kuliahku dengannya. Tentu saja aku sudah punya jadwal kuliahnya, bagaimanapun hari-hari ku sudah terobsesi segala hal tentangnya. Dan saat aku mencoba menarik nafas dalam-dalam, mengurangi rasa grogi yang sekarang muncul kepermukaan. Aku menemukannya. Tepat berdiri selang beberapa meter dariku. Jantungku serasa ingin meledak karena senang dan perasaan lain yang tak bisa kujelaskan. Dia berjalan santai kearahku dengan headset ditelinganya. Aku melihatnya seakan bisa mendengar lagu apa yang sedang didengarkannya. Lagu cinta tentu saja. Menggambarkan suasana hatiku yang entah bagaimana kacaunya. Aku segera berdiri tegak bersiap memasang senyum terbaik diwajah dan.. dia melewatiku begitu saja. Tanpa memperdulikan seorang wanita aneh berdiri memasang senyum konyol diwajahnya yang semrawut. Aku kecewa. Sedih. Bingung tapi apa yang harus kulakukan sekarang?. Apa aku harus berbalik mengejarnya. Meminta agar dia bisa memperhatikanku. Oh tuhan aku bisa gila.

17 agustus 2014
Okey. Mulai saat ini aku bertekad untuk melupakannya. Untuk apa aku terus-terusan menghabiskan waktuku dengan percuma hanya untuk memikirkannya. Sia-sia saja. Dia saja belum tentu sibuk memikirkanku. Bagaimana ia bisa memikirkanku. Tahu tentang dirikupun tidak. Miris sekali. Aku tidak ingin hidupku terhambat karena perasaan yang tidak jelas ini. Aku juga harus mengejar cita-citaku setinggi mungkin. Belajar sungghu-sungguh. Bukannya hanya bermalas-malasan memikirkan sosoknya yang terasa jauh sekali. Aku akan melanjutkan hidupku. Melanjutkan dari aoa yang sempat terhenti karenanya. Mulai dari awal seakan aku tidak pernah mengenalnya sama sekali.
Hari ini  ada perayaan hari nasional. Semua sahabat-sahabatku bersemangat mengikuti lomba. Masa iya aku terus saja berdiam dir. Bengong tak karuan. Aku juga harus bersemangat hari ini. Melupakan perasaanku bahkan mematikannya. Meski hatiku seakan tidak mengijinkan aku melupakannya. Mengatakan bahwa aku telah melakukan hal yang salah. Tapi aku segera menepisnya. Membuang jauh-jauh pikiran itu dan menyibukkan diri.
“Tika ayok kamu bisa “ sahabatku menyeru bersemangat. Saat ini aku sedang mengikuti lomba puisi. “oke. Doakan aku ya” ucapku pelan. Aku menarik nafas pelan mencoba mengendalikan rasa gugup sebelum tampil dan saat itulah terjadi. Tanpa sengaja ekor mataku refleks menangkap sosoknya. Berdiri tegak. Tersenyum sekali.sekali berganti ekspresi. Berbicara entah dengan siapa. Berwibawa sekali dengan kemeja berdasi dan wajah bersih memandang berkeliling kearah peserta lomba. Oh tuhan bagaimana ini. Aku sudah bertekad unutk melupakannya. Seakan hatiku tertawa melihatku “kan aku sudah bilang. Kamu tidak akan pernah bisa melupakannya”. Aku menegaskan hatiku sekali lagi. Aku adalah komando atas diriku.” Jangan mau dikuasai perasaan Tika. Ayo semangat.” Uajrku berkali-kali. Setelah mencoba memberanikan diri selama beberapa detik. Tiba-tiba ia datang menghampiriku. Sambil tersenyum manis kearahku. “good luck” ucapnya pendek. Tuhan. Apa-apaan ini. Apa engkau ingin menguji perasaanku. Disaat aku sudah mulai melupakannya. Ia malah mencoba menjungkirbalikkan isi hatiku. Membuatnya semakin tak karuan. Tuhan apa ini memang benar terjadi atau apakah aku sedang bermimpi?

23 agustus 2011
Sempurna sudah. Kapal yang semula bertekad menemukan pulau baru yang lebih baik sekarang sempurna berbalik arah kepelabuhan yang lama. Aku kembalinmenjadi sosok  yang membingungkan, sangat aneh dan serba tidak jelas. Aku membutuhkan seseorang sekarang. Seseorang yang bisa membantuku mematikan perasaanku atau setidaknya menjelaskan kondisi hatiku. Aku pergi pada salah satu sahabatku yang paling bijak. Mencurahkan segala yang kupikirkan dan kurasakan. 1 jam 30 menit sempurna aku selesai bercerita padanya, dengan jeda beberapa kali tarikan nafas, sesaat untuk mendengar isi hati terdalamku. Selama itu ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum. Sama sekali tidak memotong kalimat-kalimatku. Setelah yakin bahwa ceritaku sudah benar-benar selesai ia menatapku dan tersenyum “semua yang kau alami itu hal yang wajar Tika, aku yakin bahwa hampir seluruh wanita didunia pernah mengalami apa yang kau rasakan sekarang. Namun ada satu hal yang salah. Kamu tidak akan pernah bisa mematikan perasaan yang pernah muncul dan mengendap dihatimu. Karena ketika kau mencoba membunuhnya satu persatu atau bahkan sekaligus semuanya. Ia akan tumbuh subur. Mati satu tumbuh seribu. Tidak terkendali. Perasaan itu sangat sensitif Tika, kamu harus bisa menaklukannya. Tidak hanya dengan menuruti semua keinginan tapi mengendalikan apa yang harus kamu rasakan dan perbuat. Pahamilah perasaanmu dan rengkuh ia. Dengan begitu jika kamu sudah berdamai dengan hatimu, semuanya akan baik-baik saja”

26 agustus 2011
Baik. aku tidak ingin terjebak terlalu lama. Membuat angan-angan cintaku semakin tingga hingga tanpa sadar angan-angan hampa itu membuatku sakit. Aku hanya bisa memandangnya dari jauh tanpa bisa mengungkapkan perasaanku yang terdalam.
Tapi aku tidak akan melupakannya, seperti nasihat sahabatku. Perasaan indah yang kurasakan. Sayang sekali untuk dilupakan. Bagaimanapun. Sekuat apapun aku mencoba menghindar, aku mengakui bahwa aku benar-benar telah menyukainya. Menyukai setiap desir jantung yang berdetak keras saat aku memikirkannya. Menyukai segala hal tentang dirinya.

30 agustus

Saat ini hubunganku dengannya berubah menjadi teman akrab. Tentu saja aku masih percaya pada magnet kehidupan kami yang tarik menarik. Meski ia tak pernah menyadari bagaimana perasaanku. Aku tetap bahagia. Bahagia karena aku sempat merasakan perasaan yang sangat luar biasa ini. Bahagia meski sampai saat ini aku hanya bisa menjadi secret admirernya. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik selalu untuknya. Bukannya hal ini seperti yang orang-orang katakan “karena mendoakan adalah cara mencintai yang paling rahasia” –The end

0 komentar:

Posting Komentar